Tidur di Lantai Menurut Islam Aman, Sunnah, atau Dilarang?

Tidur di Lantai Menurut Islam Aman, Sunnah, atau Dilarang?

Hukum tidur di lantai menurut islam, boleh atau tidak ? Pernah nggak, Sleepers bertanya-tanya “tidur di lantai itu sebenarnya boleh nggak sih menurut Islam?” Atau mungkin, selama ini Kamu sudah terbiasa tidur di lantai, entah karena faktor kenyamanan, kesehatan, atau memang kebiasaan keluarga. Tapi, ada saja momen ketika muncul rasa was-was apakah tindakan ini sesuai ajaran agama?

Kami ingin mengupas tuntas seputar hukum tidur di lantai menurut perspektif Islam, tanpa menghakimi, tanpa membingungkan. Mari kita bahas dengan santai namun tetap berdasarkan referensi yang jelas.

Kenapa Banyak Orang Tidur di Lantai?

Sebelum masuk ke pembahasan agama, Kami ingin mengajak Kamu melihat realita yang terjadi. Tidur di lantai bukan hal asing di Indonesia. Banyak yang merasa tidur di lantai lebih sejuk, bahkan konon katanya, bisa membuat tubuh lebih sehat asal lantainya bersih dan tidak terlalu dingin.

Selain itu, faktor ekonomi juga berperan. Tidak semua orang punya kasur empuk di rumah. Ada juga yang memang sengaja membiasakan diri tidur di lantai agar badan terasa lebih segar saat bangun. Tapi, bagaimana Islam memandang soal ini?

Bagaimana Islam Melihat Tidur di Lantai?

Kalau Kamu pernah dengar, Rasulullah SAW sendiri dikenal hidup sederhana, bahkan tidurnya pun tidak berlebihan. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau tidur di atas tikar atau alas sederhana, terkadang langsung di lantai, terkadang memakai pelepah kurma yang dijalin.

Imam Bukhari meriwayatkan, salah satu sahabat Nabi pernah melihat bekas anyaman tikar di tubuh Rasulullah akibat sering tidur di atasnya. Dari sini, para ulama berpendapat bahwa tidur di lantai atau alas seadanya bukanlah sesuatu yang dilarang dalam Islam.

Adakah Larangan Tidur di Lantai?

Secara eksplisit, tidak ada ayat Al-Qur’an atau hadis shahih yang melarang umat Islam tidur di lantai. Bahkan, beberapa ulama berpendapat, tidur di lantai merupakan cerminan sikap zuhud dan tawadhu (rendah hati), asal tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan.

Namun, kalau tidur di lantai justru membahayakan kesehatan Kamu, misalnya jadi masuk angin atau memperparah sakit punggung, Islam menganjurkan untuk memilih yang lebih maslahat. Ingat, menjaga kesehatan juga bagian dari ibadah.

Rekomendasi Kasur Lantai Buat Kamu : Kasur Lipat 160x200 - TravelMat 

Hukum Tidur di Lantai Kesimpulan Para Ulama

Kesimpulannya, tidur di lantai hukumnya boleh dalam Islam, selama tidak membawa mudarat (bahaya) bagi tubuh. Bahkan, jika dilakukan dengan niat meneladani kesederhanaan Rasulullah, bisa jadi bernilai ibadah. Tapi, kalau ternyata tidur di lantai justru bikin Kamu sakit, Islam tidak mewajibkan apalagi menganjurkan.

Adab dan Tips Jika Ingin Tidur di Lantai

Kalau Kamu tetap memilih tidur di lantai, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:

  1. Pastikan lantai bersih, tidak lembab, dan bebas serangga.

  2. Gunakan alas secukupnya agar tubuh tidak langsung kontak dengan permukaan keras atau dingin.

  3. Jangan lupa membaca doa sebelum tidur, seperti biasa.

  4. Jika terasa tidak nyaman atau mulai sakit, jangan memaksakan diri karena kesehatan tetap prioritas.

Kesimpulan

Pada akhirnya, soal tidur di lantai atau di atas kasur, Islam memberi ruang fleksibilitas. Tidak ada paksaan, yang penting niat dan kesehatan tetap terjaga. Kamu bisa memilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. Kalau ingin meniru kesederhanaan Nabi, boleh saja, asal tetap memperhatikan kondisi tubuh. Jadi, tidak perlu khawatir atau merasa bersalah kalau tidur di lantai. Selama niatnya baik dan tetap menjaga kesehatan.