Tidur di Lantai Keramik Tanpa Alas, Manfaat dan Risikonya
Tidur di lantai keramik tanpa alas. Tidur di lantai tanpa alas bukan hal baru. Di beberapa budaya, ini bahkan jadi kebiasaan turun-temurun. Tapi buat sebagian orang, tidur langsung di lantai tanpa kasur terasa ekstrem. Ada yang bilang bikin tidur lebih nyenyak, ada juga yang malah bangun dalam keadaan pegal semua.
Kami akan bahas semuanya di sini mulai dari fakta dasar, manfaat, sampai risikonya. Dan tentu saja, bagaimana cara tidur di lantai tanpa bikin badan kamu jadi korban eksperimen.
Fakta Dasar Tidur di Lantai Tanpa Alas
Tidur di lantai tanpa alas berarti kamu berbaring langsung di permukaan lantai, tanpa kasur, matras, atau karpet. Biasanya dilakukan karena alasan praktis, tradisi, atau karena kepercayaan bahwa permukaan keras lebih baik untuk tidur.
Kebiasaan ini masih cukup umum di beberapa negara Asia dan Afrika. Beberapa orang melakukannya karena merasa lebih grounded, lebih sejuk, atau karena keterbatasan tempat dan peralatan tidur.
Yang sering keliru adalah anggapan bahwa tidur di lantai selalu lebih sehat. Kenyataannya, setiap orang punya respons tubuh yang berbeda. Dan tidur yang baik selalu dimulai dari satu hal kenyamanan.
Manfaat Tidur di Lantai Tanpa AlasÂ
Tidur di lantai bisa terasa menyegarkan bagi sebagian orang. Apalagi kalau lantai bersih dan suhu ruangan cukup hangat. Ada juga yang merasa tubuhnya lebih stabil saat tidur karena lantai tidak ngesot seperti kasur empuk.
Beberapa orang mengatakan mereka tidur lebih nyenyak karena tubuh terasa lebih sejajar. Ini memang bisa terjadi, terutama jika kamu tidur telentang di permukaan yang datar dan tidak terlalu dingin.
Namun, menurut Harvard Medical School, preferensi terhadap permukaan tidur sangat subjektif. Ada yang merasa nyaman tidur di permukaan keras, tapi ada juga yang justru terganggu. Intinya, kenyamanan tetap jadi kunci utama kualitas tidur.
World Health Organization juga menekankan bahwa tidur yang sehat penting untuk pemulihan fisik dan mental. Tapi WHO tidak secara spesifik menyebut jenis permukaan tidur apa yang terbaik. Jadi, kuncinya tetap ada pada kecocokan pribadi.
Risiko dan Efek Samping Tidur di Lantai Tanpa Alas
Meski ada potensi manfaat, tidur langsung di lantai tanpa alas bisa membawa risiko. Apalagi kalau dilakukan terus-menerus tanpa memperhatikan kondisi lingkungan dan tubuh.
Pertama, permukaan lantai yang dingin dan keras bisa bikin otot tegang. Akibatnya, kamu bisa merasa pegal saat bangun. Belum lagi risiko alergi karena lantai cenderung menyimpan debu, kuman, dan alergen.
National Institutes of Health menyebut bahwa gangguan tidur bisa muncul karena ketidaknyamanan lingkungan. Kalau kamu tidur dalam posisi yang membuat tubuh menahan tekanan di satu titik, tidur pun jadi terganggu.
Beberapa risiko lain yang patut diperhatikan:
-
Masuk angin dan flu karena suhu lantai yang rendah
-
Alergi dan masalah pernapasan akibat paparan debu atau jamur
-
Iritasi kulit jika lantai tidak bersih
-
Menurut Halodoc pada beberapa kasus langka, bisa muncul kekakuan otot wajah atau Bell’s Palsy akibat tidur di tempat yang terlalu dingin
-
Untuk yang punya asam lambung, tidur di permukaan dingin bisa memicu gejalanya
Centers for Disease Control and Prevention juga menegaskan bahwa kualitas tidur berkaitan dengan faktor lingkungan, termasuk permukaan tempat tidur.
Siapa yang Cocok dan Tidak Cocok Tidur di Lantai Tanpa Alas
Kalau kamu masih muda, aktif, dan tubuhmu terbiasa tidur di berbagai permukaan, kamu mungkin bisa menyesuaikan diri lebih cepat. Tapi buat kamu yang punya alergi dingin, sinus, atau gangguan pernapasan, tidur langsung di lantai sebaiknya dihindari.
Anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah juga termasuk yang tidak disarankan tidur di lantai tanpa alas.
Jadi, tidur di lantai bukan sekadar soal tahan dingin atau nggak. Ini soal bagaimana tubuh kamu bereaksi terhadap permukaan yang keras, suhu yang lebih rendah, dan kebersihan sekitar.
Cara Aman dan Sehat Tidur di Lantai Tanpa Alas
Kalau kamu tetap ingin mencoba, ada beberapa cara untuk meminimalkan risikonya:
-
Pastikan lantai bersih dan kering. Debu dan jamur adalah musuh utama tidur nyaman di lantai.
-
Gunakan alas tipis seperti tikar, karpet, atau matras lipat untuk memberi sedikit isolasi dari dingin.
-
Hindari tidur langsung di lantai kalau kamu sedang flu, batuk, atau alergi kambuh.
-
Perhatikan posisi tidur. Tidur telentang dengan lutut sedikit ditekuk bisa mengurangi ketegangan. Kalau tidur miring, letakkan bantal kecil di antara lutut.
-
Jangan memaksakan tidur di lantai setiap malam. Lakukan bertahap, dan perhatikan reaksi tubuh kamu.
Kalau kamu ingin mencoba permukaan tidur yang lebih praktis dan tetap nyaman, kasur lipat bisa jadi opsi sementara yang pas. Produk seperti ini fleksibel, bisa dipakai di ruang kecil, dan tetap memberi sensasi tidur lebih empuk dibanding lantai langsung. Cek beberapa pilihan di koleksi kasur lipat Uniland Sleep untuk referensi yang lebih sesuai kebutuhanmu:Â
Lihat Koleksi : Kasur Lipat Uniland Sleep
Perbandingan Tidur di Lantai Tanpa Alas vs Kasur
Tidur di lantai memang terasa natural dan simpel. Tapi dibanding kasur, lantai memiliki tantangan seperti suhu dingin, potensi alergi, dan permukaan yang terlalu keras.
Kasur dirancang untuk memberi kenyamanan yang stabil sepanjang malam. Kalau kamu merasa tidur di lantai bikin kualitas tidur terganggu, kasur bisa jadi pilihan yang lebih tepat. Apalagi kalau kamu tinggal di tempat dengan lantai keramik yang dingin atau lembap.
Kalau kamu butuh kasur praktis dan nyaman tanpa harus memenuhi seluruh ruangan, kasur lipat bisa jadi solusi fleksibel. Atau, kamu bisa mulai mencari kasur yang sesuai gaya tidurmu. Koleksi kasur Uniland Sleep menawarkan beragam pilihan yang bisa disesuaikan dengan preferensi tidur kamu:Â
Pertanyaan Umum soal Tidur di Lantai Tanpa Alas
1. Apakah tidur di lantai bikin badan lebih sehat?
Belum tentu. Tergantung kondisi lantai, suhu ruangan, dan respons tubuh kamu.
2. Apakah tidur di lantai bisa menyembuhkan nyeri tubuh?
Tidak ada bukti medis pasti. Jika salah posisi, justru bisa memperburuk ketidaknyamanan.
3. Berapa lama adaptasi tidur di lantai?
Bisa berbeda tiap orang. Ada yang terbiasa dalam beberapa hari, ada yang malah makin nggak nyaman.
4. Apakah anak-anak aman tidur di lantai?
Tidak disarankan. Anak-anak lebih rentan terhadap suhu dingin dan debu.
5. Boleh nggak tidur di lantai setiap hari?
Kalau kamu merasa nyaman dan tidak punya masalah pernapasan atau alergi, boleh saja. Tapi tetap pantau reaksi tubuhmu.
5. Apa tanda kalau tubuh kamu tidak cocok tidur di lantai?
Kalau kamu bangun dengan pegal terus-menerus, bersin, gatal, atau merasa tidak segar, itu sinyal untuk berhenti.
Kesimpulan
Jawabannya tergantung. Kalau kamu merasa nyaman, lantai bersih, suhu ruangan stabil, dan tubuh kamu oke-oke saja, tidur di lantai bisa jadi pengalaman yang menyenangkan. Tapi kalau setelah beberapa kali coba tubuh kamu justru ngambek, jangan dipaksakan.
Tidur yang sehat adalah tidur yang bikin kamu merasa segar saat bangun. Entah itu di kasur, lantai, atau matras gulung. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak soal pilihan tempat tidur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu, kamu bisa baca artikel ini Tips Membeli Kasur Online.
Atau kalau kamu ingin tahu kenapa ukuran tempat tidur juga penting buat kenyamanan, kamu bisa cek artikel ini Pentingnya Memilih Ukuran Kasur Dan kalau kamu ingin belajar membandingkan jenis kasur yang cocok, artikel ini bisa bantu kamu Panduan Memilih Kasur Springbed Pada akhirnya, dengarkan tubuh kamu. Karena tubuh tahu, mana tidur yang cuma gaya, dan mana tidur yang benar-benar berkualitas.